Paid Kaung, Why? or Why not? Konsep Ketuhanan Dalam Agama Hindu Membangun Keluarga yang Bhawantu Sukhinah Impersonal God Kepemimpinan Hindu

14 July 2013

Kepemimpinan Hindu

Kepemimpinan Hindu

Narasumber: Made Arya Wijaya
Dharma Widya Kementerian Keuangan
Jakarta, 2013

A.   Prinsip Dasar
Pada dasarnya atau konsekuensinya hanya ada dua pilihan bila kita hidup dalam suatu perkumpulan yakni sebagai Pemimpin atau sbg yg dipimpin, yg lazim disebut Anggota

Suksesnya pencapaian tujuan sebuah organisasi sangat tergantung dari proses kerjasama dan rasa saling membutuhkan antara Anggota dan Pemimpinnya.

B.    Beberapa Konsep Kepemimpinan Hindu

1.    Niti Sastra
Di dalam kitab Niti Sastra Bab I sloka 10, kondisi ini diibaratkan seperti hubungan antara Singa dan Hutan sebagai berikut :
“Singa adalah penjaga Hutan. Hutan pun selalu melindungi Singa. Singa dan Hutan harus selalu saling melindungi dan bekerja sama. Bila tidak atau berselisih, maka Hutan akan hancur dirusak manusia, pohon-pohonnya akan habis dan gundul ditebang. Hal ini membuat Singa kehilangan tempat bersembunyi sehingga ia bermukim di jurang atau di lapangan yang akhirnya musnah diburu dan diserang manusia”.
Kriteria kepemimpinan menurut pustaka Niti Sastra yaitu :
  1. ABHIKAMIKA : simpatik, berorientasi ke bawah dan mengutamakan kepentingan rakyat banyak drpd kepentingan pribadi atau golongannya.
  2. PRAJNA : arif dan bijaksana dan menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, agama serta dapat dijadikan panutan bagi rakyatnya.
  3. UTSAHA : berinisiatif, kreatif dan inovatif (pelopor pembaharuan) serta rela mengabdi tanpa pamrih untuk kesejahteraan rakyat.
  4. ATMA SAMPAD : berintegritas tinggi, moral yg luhur serta obyektif dan mempunyai wawasan yg jauh ke masa depan bangsanya.
  5. SAKYA SAMANTA : mampu mengawasi bawahan (efektif, efisien dan ekonomis) dan berani menindak secara adil yg bersalah.
  6. AKSUDRA PARI SAKTA : mampu memadukan perbedaan dengan permusyawaratan dan pandai berdiplomasi, menyerap aspirasi bawahan dan rakyatnya.

2.    Asta Brata
Asta Brata artinya delapan ajaran utama tentang kepemimpinan yg merupakan petunjuk Sri Rama kepada Bharata (adiknya) yg akan dinobatkan menjadi raja Ayodya. Asta Brata disimbulkan dengan sifat-sifat  dari alam semesta yg patut dijadikan pedoman bagi setiap Pemimpin yaitu :
  1. INDRA BRATA : seorang pemimpin hendaknya seperti hujan yaitu senantiasa mengusahakan kemakmuran bagi rakyatnya dan dalam setiap tindakannya membawa kesejukan dan penuh kewibawaan.
  2. YAMA BRATA : seorang pemimpin hendaknya meneladani sifat-sifat Dewa Yama yaitu berani menegakan keadilan menurut hukum atau peraturan yg berlaku demi mengayomi masyarakat.
  3. SURYA BRATA : seorang pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat seperti Matahari (surya) yg mampu memberikan semangat dan kekuatan pada kehidupan yg penuh dinamika dan sebagai sumber energi.
  1. CANDRA BRATA : seorang pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat seperti bulan yaitu mampu memberikan penerangan bagi rakyatnya yg berada dalam kegelapan/kebodohan dg menampilkan wajah yg penuh kesejukan dan penuh simpati shg masyarakatnya merasa tenteram dan hidup nyaman.
  2. VAYU BRATA : seorang pemimpin hendaknya ibarat angin (Maruta), senantiasa berada ditengah-tengah masyarakatnya, memberikan kesegaran dan selalu turun ke bawah untuk mengenal denyut kehidupan masyarakat yg dipimpinnya.
  3. BHUMI BRATA : seorang pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat utama dari bumi yaitu teguh, menjadi landasan berpijak dan memberi segala yg dimiliki untuk kesejahteraan masyarakatnya.
  4. VARUNA BRATA : seorang pemimpin hendaknya bersifat seperti samudra yaitu memiliki wawasan yg luas, mampu mengatasi setiap gejolak dengan baik, penuh kearifan dan kebijaksanaan.
  5. AGNI BRATA : seorang pemimpin hendaknya memiliki sifat mulia dari api yaitu mendorong masyarakatnya untuk berpartisipasi dalam pembangunan, tetap teguh dan tegak dalam prinsip dan menindak/menghanguskan yg bersalah tanpa pilih kasih.

3.    Ramayana
Di dalam Bab I Sloka 3 KAKAWIN RAMAYANA disebutkan :
“Gunamanta Sang Dasaratha.
Wruh sira ring Weda, bhakti ring Dewa,
tan marlupeng sira puja,
masih ta sireng swagotra kabeh”
Yang artinya :
“Raja Dasaratha adalah seorang pemimpin yang memahami pengetahuan suci Weda, taat beragama, bhakti kepada Tuhan dan tidak melupakan leluhur/pendahulu-pendahulunya serta adil dan mengasihi seluruh rakyatnya”

4.    Panca Sthiti Dharmaning Prabu
Panca Sthiti Dharmaning Prabu adalah lima kewajiban sang Pemimpin. Ajaran ini dirumuskan oleh Raja Harjuna Sasrabahu terdiri dari :
  1. TUT WURI HANDAYANI, maksudnya seorang pemimpin senantiasa memberikan dorongan, motivasi dan kesempatan bagi para generasi mudanya untuk melangkah ke depan tanpa ragu-ragu.
  2. ING MADYA MANGUN KARSA, maksudnya seorang pemimpin ditengah-tengah masyarakatnya senantiasa berkonsolidasi, memberikan bimbingan dan mengambil keputusan dg musyawarah dan mufakat yg mengutamakan kepentingan masyarakat.
  3. ING NGARSA SUNG TULADA, maksudnya seorang pemimpin sbg seorang yg terdepan dan terpandang, senantiasa memberikan panutan-panutan yg baik  shg dijadikan suri tauladan bagi masyarakatnya.
  4. SAKTI TANPA AJI maksudnya seorang pemimpin tidaklah selalu menggunakan kekuatan atau kekuasaan di dlm mengalahkan musuh-musuh atau saingan politiknya, namun berusaha menggunakan pendekatan pikiran (wiweka), lobi, shg dpt menyadarkan dan disegani pesaing-pesaingnya.
  5. MAJU TANPA BALA maksudnya pemimpin sbg seorang kesatrya senantiasa berada terdepan di dalam mengorbankan tenaga, waktu, materi, pikiran bahkan jiwanya sekalipun untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup masyarakat.

5.    Asta Dasa Paramiteng Prabu
Asta Dasa Paramiteng Prabu artinya delapan belas ilmu kepemimpinan yg diterapkan oleh Maha Patih Gajah Mada pada jaman keemasan Kerajaan Majapahit. Prinsip-prinsip kepemimpinan Maha Patih Gajah Mada terdiri dari :
  1. WIJAYA : seorang pemimpin harus mempunyai jiwa yg tenang, sabar dan bijaksana serta tidak lekas panik dalam menghadapi berbagai macam persoalan.
  2. MANTRIWIRA : seorang pemimpin harus berani membela dan menegakan kebenaran dan keadilan.
  3. NATANGGUAN : seorang pemimpin harus mendapat kepercayaan dari masyarakat dan berusaha menjaga kepercayaan yg diberikan tresebut.
  4. SATYA BHAKTI PRABU : seorang pemimpin harus memiliki loyalitas kepada kepentingan yg lebih tinggi dan bertindak dg penuh kesetiaan demi nusa dan bangsa.
  5. WAGMIWAK : seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan mengutarakan pendapatnya, pandai berbicara dg tutur kata yg tertib dan sopan serta mampu menggugah semangat masyarakatnya.
  6. WICAKSANENG NAYA : seorang pemimpin harus pandai berdiplomasi dan pandai mengatur strategi dan siasat.
  7. SARJAWA UPASAMA : seorang pemimpin harus rendah hati, tidak sombong, congkak, mentang-mentang jadi pemimpin.
  8. DHIROTSAHA : seorang pemimpin harus rajin dan tekun bekerja, pemimpin harus memusatkan rasa, cipta, karsa dan karyanya untuk mengabdi kpd kepentingan umum.
  9. TAN SATRSNA : seorang pemimpin tdk boleh memihak/pilih kasih thd salah satu golongan atau saudaranya, tetapi hrs mampu mengatasi segala paham golongan shg mampu mempersatukan seluruh potensi masyarakatnya untuk mensukseskan cita-cita bersama.
  10. MASIHI SAMASTA BHUWANA : seorang pemimpin mencintai alam semesta dg melestarikan lingkungan hidup sbg karunia dari Tuhan/Hyang Widhi.
  11. SIH SAMASTA BHUWANA : seorang pemimpin dicintai oleh segenap masyarakatnya (sebaliknya).
  1. NEGARA GINENG PRATIJNA : seorang pemimpin senantiasa mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan pribadi ataupun golongan.
  2. DIBYA CITTA : seorang pemimpin harus lapang dada, dan bersedia menerima pendapat orang lain atau bawahannya.
  1. SUMANTRI : seorang pemimpin harus tegas, jujur, bersih sehingga berwibawa.
  2. NAYAKEN MUSUH : seorang pemimpin dapat menguasai musuh-musuh, baik yg datang dari dalam maupun dari luar termasuk juga yg ada di dalam dirinya sendiri (nafsunya).
  3. AMBEK PARAMA ARTHA : seorang pemimpin harus pandai menentukan prioritas atau mengutamakan hal-hal yg lebih penting bagi kesejahteraan dan kepentingan umum.
  4. WASPADA PURWA WISESA : seorang pemimpin selalu waspada dan mau melakukan mawas diri (introspeksi).
  5. PRASAJA : seorang pemimpin supaya berpola hidup sederhana (aparigraha).

6.    Panca Pandawa
Panca Pandawa adalah lima sifat utama yg dimiliki oleh tokoh Pandawa lima yakni :
  1. AJI, ilmu pengetahuan suci, artinya bijaksana dan mahir dalam segala ilmu pengetahuan terutama ilmu pengetahuan suci Weda atau agama.
  2. GIRI, gunung, artinya kuat iman, teguh dalam menegakan kebenaran serta tabah dan tegar dalam menghadapi segala kendala, rintangan atau penderitaan.
  3. JAYA, menang, dapat menundukan musuh-musuhnya dan segala sifat-sifat buruk yg ada dalam pribadinya sendiri serta sempurna lahir dan batin.
  4. NANGGA artinya tangguh dan tanggap dlm segala keadaan serta tahu membawa diri shg tidak mudah terjerumus dalam kehancuran atau hal-hal yg merugikan.
  5. PRIYAMBADA artinya selalu memberikan rasa kebahagiaan, ketentraman serta kedamaian lahir dan batin kpd masyarakat.

7.    Catur Kotamaning Nrpati
Catur Kotamaning Nrpati adalah empat sifat utama bagi seorang pemimpin/ negarawan yaitu :
  1. JNANA WISESA SUDHA artinya seorang pemimpin hendaknya memiliki/ menguasai ilmu pengetahuan baik ilmu pengethuan dan teknologi maupun ilmu pengetahuan agama/spiritual secara teori ataupun praktek.
  2. KAPRAHITANING PRAJA artinya mempunyai perasaan belas kasihan kepada bawahan/rakyat dan berusaha mengadakan perbaikan kondisi masyarakat.
  3. KAWIRYAN  artinya mempunyai keberanian untuk menegakan kebenaran dan keadilan dg prinsip berani karena benar dan takut karena salah.
  4. WIBHAWA artinya memiliki kewibawaan thd bawahan/rakyat shg setiap perintahnya dapat dilaksanakan dan program yg direncanakan dpt terealisasi.

8.    Catur Naya Sandhi
Catur Naya Sandhi adalah empat sifat dan tindakan yg bijaksana yg hendaknya dilakukan oleh seorang pimpinan/negarawan yaitu :
  1. SAMA artinya selalu waspada dan siap siaga untuk menghadapi segala ancaman musuh baik yg datang dari dalam maupun dari luar yg merongrong kewibawaan pemimpin yg sah.
  2. BEDHA artinya memberikan perlakuan yg sama dan adil tanpa perkecualian dalam melaksanakan hukum/peraturan bagi bawahan/rakyat shg tercipta kedisiplinan dan tata tertib dlm masyarakat.
  3. DHANA  artinya mengutamakan sandang, pangan dan papan guna menunjang kesejahteraan/kemakmuran bawahan/rakyat serta memberikan penghargaan bagi warga yg berprestasi. Memberikan upah/gaji bagi para pekerja sbg balas jasa dari pekerjaan yg dibebankan sesuai dg peraturan yg berlaku agar dpt mencukupi kehidupan keluarganya.
  4. DANDA artinya menghukum dengan adil kepada semua yg berbuat salah/ melanggar hukum sesuai dg tingkat kesalahan yg diperbuatnya.

9.    Kepemimpinan Jawa Kuno
  1. TRI DHARMA : tiga landasan pengabdian
    1. Rumangsa metu handarbeni : merasa ikut memiliki.
    2. Wajib melu hangrungkebi : wajib ikut mengamankan.
    3. Mulat sarira hangrasa wani : berani mawas diri/introspeksi dan retrospeksi.
  2. LANDASAN DIPLOMASI : empat landasan utama
    1. Sugih tanpa banda : kaya tanpa harta maksudnya selalu bersyukur dan mersa berkecukupan.
    2. Ngelurug tanpa bala : menyerang tanpa bala tentara maksudnya menggunakan cara persuasif/pendekatan/lobi serta diplomasi.
    3. Menang tanpa ngasorake : menang tanpa mengalahkan maksudnya berusaha mencari jalan keluar tanpa orang lain merasa dirugikan (ambil ikannya, tetapi airnya jangan sampai keruh).
    4. Weweh tanpa kelangan : memberi tanpa merasa kehilangan maksudnya setiap pengorbanan dilandasi dengan ikhlas.
  3. BERPEDOMAN PADA SIFAT PROFESI : empat sifat profesi
    1. Sifat Raja/Ratu : bijaksana, adil, berpedoman pada kebenaran (ambek paramartha).
    2. Sifat Pandita : menjauhi hal-hal kemewahan duniawi.
    3. Sifat Petani : jujur, sederhana, tekun, ulet, dan terbuka.
    4. Sifat Guru : memberikan tauladan yg baik.

10. Nawa Natya
Nawa Natya adalah sembilan cara seorang pemimpin memilih dan menentukan para pembantunya. Nawa Natya merupakan kriteria atau persyaratan para pembantu pimpinan. Ajaran ini tdp dalam lontar prasasti Nawa Natya dg rincian sbb :
  1. PRAJNA NIDAGDA artinya pembantu pimpinan harus bijaksana dan mahir dalam berbagai ilmu pengetahuan shg dia akan menjadi bijak dan teguh dalam pendirian.
  2. WIRA SARWA YUDDHA artinya pembantu pimpinan harus pemberani, pantang menyerah dalam segala peperangan atau menghadapi permasalahan dan tak cepat putus asa.
  3. PRAMARTHA  artinya para pembantu pimpinan harus memiliki sikap mulia, luhur dan setia dalam mengabdi.
  4. DHIROTSAHA artinya pembantu pimpinan harus tekun dan ulet serta gigih dalam menyukseskan setiap program yang dicanangkan oleh pemimpinnya.
  5. PRAGIWAKYA artinya pembantu pimpinan harus pandai berbicara, berdiplomasi baik ke dalam atau keluar masyarakatnya dan pandai melobi.
  6. SAMA UPAYA artinya pembantu pimpinan harus satya wacana atau jujur dan setia akan janji yg diucapkan termasuk janji saat sumpah jabatan.
  7. LAGHAWANGARTHA  artinya para pembantu pimpinan bekerjanya tidak hanya mengejar pamrih dan tidak loba thd harta benda terlebh aset negara.
  8. WERUH RING SARWA BHASTRA artinya pembantu pimpinan harus pintar dan bijaksana dalam menghadapi gejolak atau kerusuhan yg terjadi dalam negerinya.
  9. WIWEKA artinya setiap pembantu pimpinan harus dapat berfikir secara logis dan dapat membedakan antara kebenaran dengan yg salah.

11. Sad Upaya Guna
Sad Upaya Guna artinya enam macam upaya luhur yang harus dikuasai oleh seorang pemimpin. Ajaran ini terdapat dalam NITI SASTRA dg rincian sbb:
  1. SIDDHI artinya kemampuan untuk menjalin persahabatan.
  2. WIGRAHA artinya kemampuan untuk memilah-milah persoalan dan mampu untuk mempertahankan hubungan yg baik.
  3. WIBHAWA  artinya memiliki kewibawaan atau disegani.
  4. WINAYA artinya cakap dan bijak dalam memimpin.
  5. GASRAYA artinya kemampuan untuk menghadapi musuh yg kuat dan tangguh dg menggunakan strategi/muslihat.
  6. STHANA artinya dapat menjaga hubungan dan perdamaian dg baik.

12. Panca Upaya Sandhi
Panca Upaya Sandhi adalah lima macam upaya yg harus dimiliki dan dilakukan seorang pemimpin dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yg menjadi tanggung jawabnya atau dlm menghadapi kendala/musuh negara.
Ajaran ini tdp dalam prasasti SIWA BUDHAGAMA TATTWA dg rincian sbb :
  1. MAYA artinya seorang pemimpin harus melakukan upaya dlm mengumpulkan data atau permasalahan yg belum jelas faktanya shg didapat informasi yg akurat (hal ini dpt lewat telik sandhi atau intelijen).
  2. UPEKSA artinya seorang pemimpin hrs berusaha unt meneliti dan menganalisa secara mendalam semua data/informasi yg diperoleh guna dpt memecahkan masalah secara proporsional dan menarik kesimpulan yg obyektif.
  3. INDRA JALA artinya seorang pemimpin hendaknya senantiasa berusaha unt mencari jalan keluar/pemecahan thd setiap permasalahan yg dihadapi secara maksimal.
  4. WIKRAMA artinya seorang pemimpin hendaknya berupaya unt melaksanakan semua usaha yg telah diprogramkan/dirumuskan unt mencapai tujuan.
  5. LOKIKA artinya setiap tindakan dan ucapan seorang pemimpin harus dipertimbangkan sblmnya secara akal sehat, ilmiah, dan logis serta tidak boleh bertindak/berucap berdasarkan emosi semata.

13. Tri Upaya Sandhi
Tri Upaya Sandhi adalah tiga macam cara/upaya bagi seorang pemimpin untuk menghubungkan atau mendekatkan diri dg masyarakat yg dipimpinnya.
Ajaran ini tdp dalam lontar prasasti RAJA PATI GUNPALA dg rincian sbb :
  1. RUPA artinya seorang pemimpin harus dapat mengenali atau mengamati wajah masyarakat yg dipimpinnya. Wajah masyarakat dpt menggambarkan apakah rakyat ybs dlm keadaan senang, sejahtera atau kesusahan. Pemimpin yg dpt mengetahui keadaan masyaraktnya dg baik akan lbh mudah dpt mengatasi permasalahan yg dihadapi rakyatnya.
  2. WAMSA artinya seorang pemimpin hrs dpt mengetahui susunan stratifikasi sosial masyarakatnya. Seorang pempimpin yg mengenali adat isitiadat masyarakatnya dg baik akan lbh mudah dpt menentukan sistem pendekatan atau motivasi yg hrs digunakan dlm mencapai dan mendorong pembangunan menuju kemajuan.
  3. GUNA artinya seorang pemimpin hendaknya mengetahui tingkat intelektual masyarakatnya termasuk keterampilan dan skill. Dengan mngetahui tingkat kemampuan masyarakatnya, soerang pemimpin akan lbh mudah berkomunikasi serta menawarkan ide-ide kpd rakyatnya. Dengan demikian program-program pembangunan akan lbh cepat terealisasi.

2 comments :